[Perut-perut Merdeka]
Ayah bilang,
Negara sudah merdeka,
Sudah bebas,
Tapi sayang,
Yang ada hanya boneka,
Yang tersisa habis dikebas.
Negara sudah merdeka,
Sudah bebas,
Tapi sayang,
Yang ada hanya boneka,
Yang tersisa habis dikebas.
Ibu bilang,
Kita kaya,
Kita punya banyak khazanah,
Tapi sayang,
Susu yang ada diberi kera,
Rakyat diperas jadi punah.
Kita kaya,
Kita punya banyak khazanah,
Tapi sayang,
Susu yang ada diberi kera,
Rakyat diperas jadi punah.
Nenek bilang,
Negeri kita subur hasil bumi,
Makan tiada takut-takut,
Tapi sayang,
Yang kulihat penoreh menoreh diri,
Lelah berkais mengosong perut.
Negeri kita subur hasil bumi,
Makan tiada takut-takut,
Tapi sayang,
Yang kulihat penoreh menoreh diri,
Lelah berkais mengosong perut.
Datuk bilang,
Kita orang bijak-bijak,
Kita belayar menjejak dunia,
Tapi sayang,
Kian hari kian dipijak,
Oleh orang yang dipercaya.
Kita orang bijak-bijak,
Kita belayar menjejak dunia,
Tapi sayang,
Kian hari kian dipijak,
Oleh orang yang dipercaya.
Menteri bilang,
Rakyat cukup makan pakai,
Mana ada yang terabai,
Tapi sayang,
Yang kulihat kusut masai,
Yang ada lagak sakai.
Rakyat cukup makan pakai,
Mana ada yang terabai,
Tapi sayang,
Yang kulihat kusut masai,
Yang ada lagak sakai.
Nun di atas mengembang takhta,
Hidup bukan sekadar di dunia,
Sampai masa,
Ke sana jua.
Hidup bukan sekadar di dunia,
Sampai masa,
Ke sana jua.
Kami generasi anak merdeka,
Berpencak tangkas agar dibela.
Berpencak tangkas agar dibela.
Bukan lagak anak-anak kera,
Berjuang mengisi perut-perut merdeka.
No comments:
Post a Comment
Apa buah kata anda?
Page Blog ini : Fb Page
Twitter Saya : My Twitter